Sabtu, 23 Mei 2015

Batuan Metamorf:


Batuan metamorf
Batuan yang terjadi karena adanya proses ubahan batuan asal (batuan beku, sediment maupun metamorf) oleh proses metamorfisme.

Proses metamorfisme              Batuan mengalami penambahan tekanan (P) atau temperature (T) atau kenaikan P dan T secara bersamaaan sehingga mengalami perubahan susunan mineraloginya (susunan kimianya tetap) yang berlangsung dari fase padat ke fase padat tanpa mengalami fase cair.



Gambar 1. Mekanisme metamorfosa


Tipe-tipe metamorfisme :
1.    Thermal/kontak                                 T mengalami kenaikan
2.   Dinamo/dislokasi/kataklastik             P mengalami kenaikan
3.   Regional                                             P & T naik secara bersamaan


Klasifikasi dan Penamaan jenis batuan metamorf

Secara umum batuan metamorf dibagi dalam dua kelompok yang didasarkan atas strukturnya, yaitu:
1. Foliasi/Banded           mempunyai kenampakan seperti perlapisan akibat adanya penjajaran mineral
2. Non-Foliasi               tidak mempunyai kenampakan seperti perlapisan akibat adanya penjajaran mineral

Tabel 1. Kondisi foliasi dan non foliasi pada batuan metamorf
FOLIASI
NON FOLIASI
Komposisi mineralnya bermacam-macam,/kompleks
Komposisi mineralnya sederhana, hanya terdiri dari beberapa mineral seperti calcite atau kuarsa.
Banyak mineral baru yang terbentuk akibat perubahan T dan/atau P.
mineral baru yang terbentuk akibat perubahan T dan/atau P.
Teksturnya berlapis, foliasi, liniasi, banded.
Mineral mempunyai orientasi yang relatif sama.
Teksturnya granular dan equi- dimensional.
Mineral tidak mempunyai orientasi.
Banyak batuan dengan komposisi yang beragam
Batuan dalam jumlah terbatas dengan mineral sederhana.
Contohnya:
kuarsa - Quartzite
batugamping - Marble
lanau - Hornfels






A. Tekstur
Tekstur pada batuan metamorf diantaranya :
a. Kristaloblastik
   Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak tampak lagi).
1.    Lepidoblastik
Tekstur yang didominasi mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi sejajar (biotit, muskovit).
2.   Nematoblastik
Mineral-mineral berbentuk jarum yang memperlihatkan orientasi sejajar (amphibol, piroksen)
3.   Granoblastik
Mineral berbentuk butiran dengan sisi kristal yang bergerigi (kuarsa, kalsit)
Gambar 2. Tekstur Granoblastik
4.   Porfiroblastik
Suatu kristal besar (fenokris) tertanam dalam massa dasar yang lebih halus.
5.   Idioblastik
Bentuk mineral-mineral penyusunnya euhedral.
6.   Xenoblastik
Bentuk mineral-mineral penyusunnya anhedral.

b. Palimpsest (tekstur sisa)
1.    Blastoporfiritik
Suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik
2.   Blastoopitik
    Suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur opitik.





B. Struktur
    Secara
a.                               Foliasi   : mempunyai kenampakan seperti perlapisan akibat adanya penjajaran mineral
1.    Slatycleavage
    Struktur batuan sabak (slate), seperti schistose tetapi tidak ada perlapisan akibat pemisahan dari macam-macam mineral (segregation bending).
Gambar 3 Struktur Slatycleavage

    Contoh: Slate ---> batulempung yang mengalami metamorfosa derajat rendah.
Gambar 4. batuan slate
2. Philithic
Struktur pada batuan filit, tingkatnya lebih tinggi dari slate, sudah ada segregation bending tapi tidak sebagusbatuan berstruktur schistose (foliasi diperlihatkan oleh kepingan halus mika)

Contoh : Philit

Gambar 5.Batuan philit

3. Schistose
Foliasi nampak secara jelas pada kepingan-kepingan mika, membentuk belahan yang tidak putus-putus.

Gambar 6. Struktur Schistose




Contoh : Schist


Gambar 7.   batuan Schist



4. Gneissic
Foliasi oleh mineral-mineral granular dan memperlihatkan belahan-belahan yang tidak rata.

Contoh : gneiss
Gambar 8.Batuan gneiss

b.   Non Foliasi : tidak nampak adanya penjajaran mineral
1.    Hornfelsik
Struktur khas pada batuan hornfels (metamorf thermal) dimana butirannnya tidak menunjukkan adanya pengarahan.
Gambar 9. struktur Hornfelsik

2.   Kataklastik
Struktur yang terdiri dari pecahan-pecahan atau fragmen-fragmen batuan maupun mineral.

3.   Milonitik
Sama dengan kataklastik tetapi butirannnya lebih halus dan dapat dibelah-belah seperti schistose.



Gambar 10. struktur Milonitik





Komposisi Mineral
1.    Mineral stress
Mineral yang terbentuk dan stabil dalam kondisi P & T. Mineral dapat berbentuk pipih, tabular atau prismatic.
Contoh : Mika, termolit, aktinolit, hornblende

2.   Mineral anti stress
Mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi P dan biasanya berbentuk equidimensional.
Contoh : Kuarsa, kalsit, feldspar


Gambar 11. Batuan metamorf berdasarkan edimentre pembentukan



Tabel 2. Batuan induk batuan metamorf
Batuan induk
Batuan metamorf
Batuan beku- ferromagnesian
Amphibolit, schists, gneiss
Batuan ediment – calcareous/dolomitic
Calcite & dolomite marmer, Wollastonite & Diopside skarn, batuan Calc-silicate
ediment- argillaceous atau feldspathic
Muscovite & biotite slate, schist, gneiss
ediment- argillaceous atau dolomitic
Phlogopite marmer, tremolite dan actinolite schists dan marbles
Sedimen – ferruginous
Specularite dan hornblende schists
Batuan Sedimen – carbonaceous
Graphite dalam slates, marmer, schists
shale  >>> slate  >>>  phyllite  >>>  schist  >>>  gneiss
Gambar 12. Batuan metamorf yang berasal dari batuan induk lanau

basalt  >> greenschist  >> amphibolite  >> granulite

Gambar 13. Batuan metamorf yang berasal dari batuan induk batuan beku basa






Gambar 14. Klasifikasi batuan metamorf secara sederhana
Tabel 3. Deskripsi Batuan Metamorf
Jenis
Struktur
Tekstur
Komposisi
Nama Batuan
Regional
Foliasi
Slatycleavage
Lepidoblastik
Stress mineral
Slate
Philitic
Lepidoblastik
Philite
Schistosee
Lepidoblastik
schist
Gneissic
Granoblastik
Gneiss
Thermal
Non foliasi
Granulose
Granoblastik
Anti stress mineral
Marmer
Granulose
Granoblastik
Kuarsit
Hornfelsik
Blastopellit
Hornfels
Liniasi
Blastoopitik
Serpentinit